- Klasifikasi dari organisme ini adalah:
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Super Ordo : Amphiesmenoptera
Ordo : Trychoptera
Berbagai spesies caddisfly dapat ditemukan di seluruh dunia. Anggota ordo serangga Trichoptera itu masih berkerabat dekat dengan Lepidoptera, ordo yang beranggotakan ngengat dan kupu-kupu, dua serangga yang memintal sutra kering. Serangga ini kerap digunakan sebagai umpan oleh para pe-mancing karena disukai ikan trout. (Batavia, 2010).
Gambar 2.1 Ulat air berkantung yang menempel pada sebatang pohon yang berada di dalam air. (Neuswanger, 2010).
- Ekologi Ulat Air Berkantung
Di indonesia, ulat air berkantung ini, sering ditemukan pada daerah sumber mata air yang memiliki air jernih dan arus yang tidak terlalu deras. Sesuai dengan penjelasan pada wikipedia bahwa ulat air berkantung ini memang suka hidup pada bebatuan atau di dasar sungai yang memiliki arus, namun tidak terlalu deras.
Sesuai namanya, ulat air berkantung ini memiliki kemampuan untuk membentu semacam kantung yang dijadikan tempatnya hidup. Uniknya larva ini hidup di bawah air yang mengalir dan memakan alga-alga kecil serta plankton yang terikut aliran air.
Dalam Batavia (2010) dijelaskan bahwa beberapa spesies menghabiskan fase perkembangan larva mereka di dalam air dan membangun sebuah wadah berbentuk .tabung sepanjang 1 inci atau sebuah shelter sekujur tubuhnya menggunakan sutra lengket dan batu atau butiran pasir. Spesies lain menggunakan sutra, ranting kecil, dan potongan daun sebagai material “rumah” mereka.
Setiap larva mempunyai kepala dan empat kaki yang menjulur keluar dari dalam tabung. Wadah itu tak selalu berbentuk tabung, terkadang lebih mirip kerucut karena bertambah lebar ketika larva tumbuh. Pada saat larva berkembang menjadi pupa, lubang tabung akan ditutupi oleh campuran batu dan pasir hingga dia tumbuh menjadi serangga terbang dewasa, keluar dari tabung tersebut dan hidup di daratan.
Ulat air berantung, akustik dan kupu-kupu maupun ngengat darat muncul dari nenek moyang penghasil sutra yang sama pada 150-200 juta tahun lampau. Caddisfly kini hidup di seluruh perairan dunia, mulai sungai berarus deras hingga rawa payau yang sunyi.” Caddisfly sukses memasuki beragam habitat akuatik karena larvanya dapat menggunakan sutra dalam airnya untuk membangun struktur tabung batu sebagai proteksi dan untuk mengumpulkan makanan,” kata Stewart dalam Batavia (2010).
Odum (1993) menyebutkan bahwa zona air deras dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau berpegangan dengan kuat pada dasar yang padat oleh ikan yang kuat berenang “darter”. Salah satu bentos yang termasuk dalam pernyataan odum di atas adalah ulta air berkantung ini.
Bentos hidupnya relaif menetap, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Sehingga dengan demikian semakin diyakini bahwa ulat air berkantung ini merupakan bioindikator yang tepat untuk mendeteksi kualitas air sungai.
Salah satu oganisme yang dipercaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan kualitas air sungai adalah ulat air berkantung. Ulat air berkantug termasuk di dalam ordo Caddisfly dan merupakan organisme yang pada tahap larvanya berada di dalam sebuah kantung yang ia buat sendiri dan terletak pada dasar sungai atau batu di dasar sungai.
- Klasifikasi dari organisme ini adalah:
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Super Ordo : Amphiesmenoptera
Ordo : Trychoptera
Berbagai spesies caddisfly dapat ditemukan di seluruh dunia. Anggota ordo serangga Trichoptera itu masih berkerabat dekat dengan Lepidoptera, ordo yang beranggotakan ngengat dan kupu-kupu, dua serangga yang memintal sutra kering. Serangga ini kerap digunakan sebagai umpan oleh para pe-mancing karena disukai ikan trout. (Batavia, 2010).
Gambar 2.1 Ulat air berkantung yang menempel pada sebatang pohon yang berada di dalam air. (Neuswanger, 2010).
- Ekologi Ulat Air Berkantung
Di indonesia, ulat air berkantung ini, sering ditemukan pada daerah sumber mata air yang memiliki air jernih dan arus yang tidak terlalu deras. Sesuai dengan penjelasan pada wikipedia bahwa ulat air berkantung ini memang suka hidup pada bebatuan atau di dasar sungai yang memiliki arus, namun tidak terlalu deras.
Sesuai namanya, ulat air berkantung ini memiliki kemampuan untuk membentu semacam kantung yang dijadikan tempatnya hidup. Uniknya larva ini hidup di bawah air yang mengalir dan memakan alga-alga kecil serta plankton yang terikut aliran air.
Dalam Batavia (2010) dijelaskan bahwa beberapa spesies menghabiskan fase perkembangan larva mereka di dalam air dan membangun sebuah wadah berbentuk .tabung sepanjang 1 inci atau sebuah shelter sekujur tubuhnya menggunakan sutra lengket dan batu atau butiran pasir. Spesies lain menggunakan sutra, ranting kecil, dan potongan daun sebagai material “rumah” mereka.
Setiap larva mempunyai kepala dan empat kaki yang menjulur keluar dari dalam tabung. Wadah itu tak selalu berbentuk tabung, terkadang lebih mirip kerucut karena bertambah lebar ketika larva tumbuh. Pada saat larva berkembang menjadi pupa, lubang tabung akan ditutupi oleh campuran batu dan pasir hingga dia tumbuh menjadi serangga terbang dewasa, keluar dari tabung tersebut dan hidup di daratan.
Ulat air berantung, akustik dan kupu-kupu maupun ngengat darat muncul dari nenek moyang penghasil sutra yang sama pada 150-200 juta tahun lampau. Caddisfly kini hidup di seluruh perairan dunia, mulai sungai berarus deras hingga rawa payau yang sunyi.” Caddisfly sukses memasuki beragam habitat akuatik karena larvanya dapat menggunakan sutra dalam airnya untuk membangun struktur tabung batu sebagai proteksi dan untuk mengumpulkan makanan,” kata Stewart dalam Batavia (2010).
Odum (1993) menyebutkan bahwa zona air deras dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau berpegangan dengan kuat pada dasar yang padat oleh ikan yang kuat berenang “darter”. Salah satu bentos yang termasuk dalam pernyataan odum di atas adalah ulta air berkantung ini.
Bentos hidupnya relaif menetap, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Sehingga dengan demikian semakin diyakini bahwa ulat air berkantung ini merupakan bioindikator yang tepat untuk mendeteksi kualitas air sungai.
Salah satu oganisme yang dipercaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan kualitas air sungai adalah ulat air berkantung. Ulat air berkantug termasuk di dalam ordo Caddisfly dan merupakan organisme yang pada tahap larvanya berada di dalam sebuah kantung yang ia buat sendiri dan terletak pada dasar sungai atau batu di dasar sungai.
- Klasifikasi dari organisme ini adalah:
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Super Ordo : Amphiesmenoptera
Ordo : Trychoptera
Berbagai spesies caddisfly dapat ditemukan di seluruh dunia. Anggota ordo serangga Trichoptera itu masih berkerabat dekat dengan Lepidoptera, ordo yang beranggotakan ngengat dan kupu-kupu, dua serangga yang memintal sutra kering. Serangga ini kerap digunakan sebagai umpan oleh para pe-mancing karena disukai ikan trout. (Batavia, 2010).
Gambar 2.1 Ulat air berkantung yang menempel pada sebatang pohon yang berada di dalam air. (Neuswanger, 2010).
- Ekologi Ulat Air Berkantung
Di indonesia, ulat air berkantung ini, sering ditemukan pada daerah sumber mata air yang memiliki air jernih dan arus yang tidak terlalu deras. Sesuai dengan penjelasan pada wikipedia bahwa ulat air berkantung ini memang suka hidup pada bebatuan atau di dasar sungai yang memiliki arus, namun tidak terlalu deras.
Sesuai namanya, ulat air berkantung ini memiliki kemampuan untuk membentu semacam kantung yang dijadikan tempatnya hidup. Uniknya larva ini hidup di bawah air yang mengalir dan memakan alga-alga kecil serta plankton yang terikut aliran air.
Dalam Batavia (2010) dijelaskan bahwa beberapa spesies menghabiskan fase perkembangan larva mereka di dalam air dan membangun sebuah wadah berbentuk .tabung sepanjang 1 inci atau sebuah shelter sekujur tubuhnya menggunakan sutra lengket dan batu atau butiran pasir. Spesies lain menggunakan sutra, ranting kecil, dan potongan daun sebagai material “rumah” mereka.
Setiap larva mempunyai kepala dan empat kaki yang menjulur keluar dari dalam tabung. Wadah itu tak selalu berbentuk tabung, terkadang lebih mirip kerucut karena bertambah lebar ketika larva tumbuh. Pada saat larva berkembang menjadi pupa, lubang tabung akan ditutupi oleh campuran batu dan pasir hingga dia tumbuh menjadi serangga terbang dewasa, keluar dari tabung tersebut dan hidup di daratan.
Ulat air berantung, akustik dan kupu-kupu maupun ngengat darat muncul dari nenek moyang penghasil sutra yang sama pada 150-200 juta tahun lampau. Caddisfly kini hidup di seluruh perairan dunia, mulai sungai berarus deras hingga rawa payau yang sunyi.” Caddisfly sukses memasuki beragam habitat akuatik karena larvanya dapat menggunakan sutra dalam airnya untuk membangun struktur tabung batu sebagai proteksi dan untuk mengumpulkan makanan,” kata Stewart dalam Batavia (2010).
Odum (1993) menyebutkan bahwa zona air deras dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme perifitik yang dapat melekat atau berpegangan dengan kuat pada dasar yang padat oleh ikan yang kuat berenang “darter”. Salah satu bentos yang termasuk dalam pernyataan odum di atas adalah ulta air berkantung ini.
Bentos hidupnya relaif menetap, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk kualitas lingkungan, karena selalu kontak dengan limbah yang masuk ke habitatnya. Sehingga dengan demikian semakin diyakini bahwa ulat air berkantung ini merupakan bioindikator yang tepat untuk mendeteksi kualitas air sungai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar